Kesadaran berbahasa Indonesia yang baik dan benar sangat dibutuhkan
terutama saat menggunakannya di ruang publik. Sebuah papan peringatan
atau penanda tertentu harus mematuhi kaidah bahasa, karena ia tidak
berhadapan dengan suatu kelompok spesifik yang menuntut konvensi
berbeda, misalnya; bahasa nonformal/tak resmi seperti ke sesama teman.
Kami menemukan beberapa penerapan bahasa Indonesia yang tidak sesuai
kaidah di ruang publik; yang seharusnya menjadi tempat penerapan kaidah
Bahasa Indonesia sesuai Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
Pemilik sebuah rumah di Utan Kayu, Jakarta memasang pengumuman ini.
Dalam kaidah EYD, penggunaan kata “di” yang dipisah berfungsi sebagai
preposisi (kata depan) yang menerangkan [biasa] tempat atau waktu; “di
tengah hari”, “di Jakarta”, “di rumah”.
Penggunaan kata “di” banyak ‘dikacaukan’ karena mereka menganggap
fungsinya sama saja. Pada kasus ini, “Di Jual” seharusnya ditulis
bersambung, “dijual”, karena maksudnya sebagai prefiks/awalan pasif demi
menerangkan bahwa “rumah tersebut dijual”.
Bisa dibayangkan kalau ada benar-benar tempat bernama “Jual”, lalu Anda
menyangka “rumah orang ini di Jual.” “Oh, kami tahu sekarang rumahnya di
mana.”
Kata “mas” di toko tersebut masih berada pada ragam nonformal. Sebaiknya
kata “emas” lebih tepat digunakan untuk menerangkan apa saja yang
dijual di dalam toko tersebut.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat dua definisi “mas”; (1)
emas, (2) kata sapaan untuk saudara laki-laki atau laki-laki yang
dianggap lebih tua (dari Bahasa Jawa). Ya, KBBI memasukkan “mas” di
dalam entri mereka, namun definisi “emas” lebih jelas lagi, “logam mulia
berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk.” Ini mengindikasikan
bahwa posisi kata “emas” menjadi resmi karena rujukan kata “mas” pun
diarahkan ke kata tersebut.
Oh, mungkin kami memang salah tangkap, ternyata itu cuma toko kelontong milik Mas Hin Hoa.
Kasusnya mirip dengan “rumah di Jual” barusan. Kali ini penulis
pengumuman hanya ingin menerangkan bahwa “[Restoran] Bebek Monggo di
Butuhkan”. Ada yang sudah pernah ke sana?
ekonsistenan dibutuhkan dalam berbahasa. Pengumuman ini tidak
mencerminkan konsistensi tersebut. Hal yang sering terjadi saat Anda
menulis kata-kata yang berasal dari Bahasa Arab. Mau pakai bahasa
Indonesia atau Arab?
“Sholat Iedul Adha” tidak tepat untuk digunakan di ragam formal Bahasa
Indonesia. Kata “sholat” seharusnya ditulis “salat”, sementara “Iedul
Adha” memiliki bentuk formal Bahasa Indonesia, “Iduladha”; bahkan KBBI
menggabungkan kedua kata tersebut. Begitu pun kata “khotib” yang di
bahasa Indonesia menjadi “khatib” dan “Jum’at” yang seharusnya “Jumat”.
Sudah beres? Belum. “Musholla” seharusnya jadi “Musala”.
Siapa gerangan yang menulis pengumuman ini? Orang Arab yang sedang belajar bahasa Indonesia-kah?
Catatan: penggunaan tanda bacanya juga berlebihan. Ah, jangan sampai
penyunting bahasa kami di sini tahu apa yang terjadi di sana.
Seseorang membuka usaha percetakan dan sablon di daerah Salemba.
Sablonnya bisa diaplikasikan di berbagai media. Spanduk, kaos, dan topi
bisa. Begitu juga "mug". Pengusaha sablon ini terlalu malas untuk
menerjemahkan kata itu jadi bahasa Indonesia ternyata, “gelas”.
Tak sampai di situ. Pengusaha sablon ini juga bergaya bahasa ala bule,
“lebel”. Padahal pengguna bahasa Inggris pun menuliskannya dengan
“label”, sama seperti yang ada di KBBI.
“Bersih, Murah, Rapih”, begitu janji pengusaha pencuci baju ini.
Sayangnya slogan menarik tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran
berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Andai saja dia mengecek KBBI
terlebih dahulu, dia akan tahu kalau “rapih” merupakan ragam nonformal,
sementara KBBI mencatat “rapi” sebagai entrinya.
Tanda hubung sepatutnya ditempelkan langsung pada kata-katanya, sehingga
seharusnya tertulis “Hati-hati”. Pengumuman resmi Jasa Raharja dan PT
Kereta Api ini malah memisahkannya. Fungsi tanda hubung adalah untuk
menghubungkan dua kata atau memisahkan suku kata.
Labels
- Health And News (43)
- Berita Harian (17)
- Edit Blog (12)
- Hiburan (9)
- Tips n trik (9)
- Computer (6)
- Tukar Banner (1)
- Tutorial Photoshop (1)
FOTO: Inilah Kesalahan Berbahasa Indonesia di Tempat Publik
Diposting oleh Ap Det Enyusz | Label: Health And News |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
masih bisa screenshot broooooo....
hahahaha
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g:
:h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p:
Posting Komentar